Blog

Gelombang Panas Melanda Jepang

image

Image by Google

Cuaca terik terus melanda seluruh Jepang, dengan suhu ekstrem yang mencapai hingga 38 derajat Celsius di berbagai wilayah. Kondisi panas ini menjadi perhatian serius, terutama karena dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan kestabilan atmosfer. Fenomena ini terjadi bersamaan dengan peringatan sengatan panas yang telah dikeluarkan oleh otoritas setempat di banyak prefektur, dari Hokkaido di utara hingga Kagoshima di selatan. Pada Senin (21/07/2025) pukul 14.00 waktu setempat, suhu tertinggi tercatat di Kota Daigo, Prefektur Ibaraki, yang mencapai 38,7 derajat Celsius. Tidak jauh berbeda, Kota Date di Prefektur Fukushima mengalami suhu 38,6 derajat Celsius. Kondisi serupa juga dialami Kota Oe di Prefektur Yamagata, dengan suhu mencapai 37 derajat Celsius—rekor tertinggi sejak pencatatan statistik dimulai pada tahun 1976.

image

Image by Google

Sebagai respons atas gelombang panas ini, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Penggunaan pendingin ruangan (AC) secara bijak, konsumsi air putih dan garam secara cukup, serta istirahat berkala saat beraktivitas di luar ruangan sangat dianjurkan untuk menghindari sengatan panas yang berpotensi membahayakan. Selain suhu tinggi, kondisi atmosfer juga dilaporkan sangat tidak stabil, khususnya di wilayah tengah Jepang bagian timur. Ketidakstabilan ini dipicu oleh kombinasi antara suhu yang meningkat dan massa udara dingin yang memasuki wilayah tersebut, menciptakan potensi cuaca ekstrem lainnya.

image

Image by Google

Awan hujan tebal telah terbentuk di wilayah selatan Tohoku dan Kanto-Koshin. Awan-awan ini berpotensi menyebabkan hujan deras yang tiba-tiba dan disertai fenomena cuaca ekstrem lainnya. Akibatnya, badan cuaca nasional Jepang mengeluarkan peringatan tambahan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir di dataran rendah, tanah longsor, dan meluapnya sungai. Tidak hanya itu, potensi sambaran petir, tornado, serta hujan es juga turut diwaspadai di beberapa wilayah. Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi terbaru dari badan cuaca, serta menghindari daerah terbuka dan lereng curam ketika kondisi cuaca memburuk. Keselamatan diri dan keluarga menjadi prioritas utama di tengah cuaca ekstrem yang tengah berlangsung ini.

 

Himitsu No Drip Di Harajuku

image

Image by SoraNews24

1. Penemuan Unik di Harajuku
Di tengah kesibukan Harajuku, sebuah kafe mini bernama Himitsu no Drip mencuri perhatian dengan konsep “lubang di dinding” yang benar-benar literal. Tidak ada papan nama heboh atau barista berdiri, hanya sebuah lubang berukuran kecil di dinding. Pengunjung memesan minuman ke pelayan, diberi tag plastik, lalu menyerahkannya melalui lubang tersebut dan beberapa saat kemudian, kopi baru saja disajikan lewat mekanisme putar menarik.

image

Image by SoraNews24

2. Suasana Misterius dan Estetis
Nama kafe ini berarti “Tetesan Rahasia” dan memang begitu rasanya: interior minimalis, dinding putih bersih dengan peta kecil penghasil buah kopi, serta lampu lembut menciptakan suasana tenang dan misterius. Hanya ada satu staf untuk menerima pesanan, membuat pengalaman terasa lebih intim dan personal.

image

Image by SoraNews24

3. Menu Buah & Kopi dengan Harga Bersahabat
Meskipun tampil sederhana, Himitsu no Drip menawarkan 16 varian “fruit coffee” yang unik, dibuat dari 14 jenis biji kopi dengan buah lokal Jepang, semua hanya seharga 300 yen (≈ Rp35 ribu). Sedang black coffee biasa, cukup membayar 90 yen. Harga ini tergolong murah untuk lokasi Harajuku.

image

Image by SoraNews24

image

Image by SoraNews24

image

Image by SoraNews24

image

Image by SoraNews24

 

4. Proses Penyajian yang Seru
Setelah memilih, pengunjung diberikan sebuah tag plastik bernomor. Tag ini dijatuhkan ke dalam lubang di dinding, lalu menunggu beberapa saat: lubang akan berputar untuk mengeluarkan minuman lewat cara yang hampir seperti mainan mekanik.

image

Image by SoraNews24

5. Kenikmatan Buah & Kopi dalam Satu Gelas
Rasa minuman pun jauh dari klise. Contohnya, Yamanashi Pear Honduran‑Colombian yang segar berkarbonasi, kemudian Miyazaki Banana Charcoal‑roast yang lebih mirip dessert karena kombinasi pisang, susu, krim, dan saus cokelat. Terakhir, Aichi White Fig Blend, memadukan fig putih sebagai sentuhan penutup yang lembut dan manis.

image

Image by SoraNews24

image

Image by SoraNews24

6. Bonus Hemat & Promo Instagramable
Setiap pesanan buah kopi dilengkapi QR‑code yang bisa ditukarkan dengan sampel kopi murni tanpa buah. Selain itu, posting Instagram atau X tentang kafe ini dan menunjukkan ke pelayan bisa mendapatkan kue Yoku Moku gratis, kombinasi kopi dan dessert hanya dengan 300 yen! Pelanggan dibatasi dua pesanan per sesi, tapi boleh antre lagi. Kafe ini hanya buka hingga 3 Agustus, dari pukul 11.00–18.30 di daerah Omotesando

Biaya Masuk Kuil Memicu Kritikan

image

Image by KyodoNews

FUKUOKA – Sebuah kuil di Jepang barat daya menuai kontroversi dan kritik setelah memutuskan untuk mengenakan biaya masuk hanya kepada wisatawan asing. Kebijakan ini diterapkan saat isu-isu yang menyangkut orang asing tengah menjadi sorotan menjelang pemilihan umum nasional. Sejak Mei, Kuil Nanzoin di Prefektur Fukuoka, yang terkenal dengan patung Buddha berbaring sepanjang 41 meter, mulai memungut biaya masuk sebesar 300 yen (sekitar $2) kepada pengunjung asing. Pihak kuil beralasan, dana tersebut diperlukan untuk mengatasi berbagai perilaku yang dinilai mengganggu dari sebagian wisatawan.

image

Image by Google

Langkah ini memicu perdebatan. Seorang pakar yang diwawancarai oleh Kyodo News menilai kebijakan tersebut “kurang transparan.” Apalagi, jumlah wisatawan asing di Jepang telah mencapai rekor tertinggi, membuat isu terkait mereka semakin sensitif di tengah masa kampanye pemilu untuk Dewan Perwakilan Rakyat. Di lokasi kuil, sebuah papan berbahasa Inggris bertuliskan “Visitors” ditempatkan di pintu masuk. Wisatawan asing mengantre untuk membayar di loket, sementara warga Jepang dapat masuk tanpa biaya dan tanpa perlu mengantre. Mereka yang memiliki bukti tinggal jangka panjang, seperti pekerja atau pelajar asing di Jepang, dikecualikan dari tarif tersebut.

Namun, tidak ada penjelasan dalam bahasa Jepang di papan informasi, karena warga Jepang memang tidak dikenakan biaya. Sebagai gantinya, staf kuil atau petugas keamanan menanyakan langsung asal pengunjung, lalu mengarahkan mereka untuk melewati antrean jika berasal dari Jepang. Kepala biksu Kuil Nanzoin, Kakujo Hayashi (72), menyatakan bahwa lonjakan jumlah turis asing sejak pencabutan pembatasan COVID-19 menyebabkan berbagai masalah, seperti sampah sembarangan, penggunaan alkohol dan kembang api, serta penyalahgunaan toilet kuil. “Kami ingin ada yang bertanggung jawab atas biaya tambahan untuk kebersihan dan keamanan,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa kebijakan ini “bukan bentuk diskriminasi.”

 

Jepang Bentuk Kantor Masalah WNA

image

Image by Google

Pemerintah Jepang resmi meluncurkan sebuah kantor baru yang bertugas mempromosikan kebijakan guna menciptakan tatanan masyarakat yang hidup berdampingan secara tertib antara warga negara Jepang dan penduduk asing. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Jepang dalam menghadapi tantangan demografis, sekaligus memastikan integrasi sosial yang lebih harmonis. Kantor baru tersebut berada di bawah naungan Sekretariat Kabinet dan terdiri dari pejabat lintas kementerian, termasuk dari Kantor Kabinet, Kementerian Kehakiman, serta sejumlah lembaga pemerintah lainnya. Fungsinya adalah untuk merancang dan melaksanakan kebijakan yang melibatkan koordinasi antarlembaga guna menghadapi isu-isu terkait warga asing secara menyeluruh dan efisien.

image

Image by Google

Upacara peresmian kantor ini diselenggarakan di Kantor Perdana Menteri pada Selasa, 15 Juli 2025. Dalam sambutannya, Perdana Menteri Ishiba Shigeru menyampaikan bahwa Jepang tengah menghadapi penurunan angka kelahiran dan populasi yang menua, sehingga dibutuhkan kebijakan terbuka terhadap pekerja asing dan wisatawan mancanegara untuk menjaga dinamika ekonomi dan sosial negara. Perdana Menteri Ishiba menekankan bahwa penerimaan pekerja asing harus dilakukan secara terukur. Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan jumlah wisatawan asing sebagai bagian dari strategi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Jepang. Namun demikian, ia menyadari adanya kekhawatiran di masyarakat terkait perilaku sebagian penduduk asing yang dianggap mengganggu atau melanggar aturan.

image

Image by Google

Menurut Ishiba, kejahatan, perilaku tidak tertib, serta penyalahgunaan sistem oleh sebagian orang asing menimbulkan rasa cemas dan ketidakadilan di kalangan warga Jepang. Oleh karena itu, ia menegaskan perlunya tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang tidak mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, serta evaluasi ulang terhadap sistem yang sudah ada. Menutup sambutannya, Ishiba menginstruksikan para pejabat di kantor baru tersebut untuk secara aktif memantau aktivitas warga asing yang menimbulkan kekhawatiran. Ia juga meminta agar dibangun infrastruktur informasi yang memadai, sehingga kerja sama antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dapat berjalan lebih efektif dalam menangani isu-isu terkait penduduk asing di Jepang.

 

Internet Di Jepang Pecahkan Rekor!

image

Image by Google

Tokyo, Jepang – Peneliti di Jepang kembali menggebrak dunia teknologi dengan mencatatkan rekor kecepatan internet terbaru. Dalam sebuah uji coba, tim ilmuwan dari National Institute of Information and Communications Technology (NICT) berhasil mencapai kecepatan transmisi data hingga 402 Tbps (terabit per detik). Angka ini diklaim sekitar 4 juta kali lebih cepat dibandingkan rata-rata kecepatan internet di Amerika Serikat. Kecepatan fantastis ini dicapai berkat pengembangan teknologi serat optik empat inti dengan panjang gelombang ganda yang memungkinkan transmisi data dalam jumlah sangat besar tanpa kehilangan kualitas. Proyek ini merupakan bagian dari upaya Jepang dalam mempersiapkan infrastruktur digital masa depan, termasuk kebutuhan untuk teknologi 6G dan komunikasi kuantum.

image

Image by Google

Sebagai perbandingan, rata-rata kecepatan internet rumah tangga di Amerika Serikat saat ini berada di kisaran 100–300 Mbps. Dengan teknologi baru ini, pengguna secara teoritis bisa mengunduh seluruh katalog Netflix dalam waktu kurang dari satu detik. Kecepatan ini juga membuka peluang untuk revolusi dalam bidang telemedis, kecerdasan buatan, dan augmented reality. Menurut para peneliti, pencapaian ini bukan hanya sekadar rekor, tetapi juga membuktikan potensi nyata untuk diterapkan dalam jaringan internet publik dalam beberapa dekade ke depan. Meskipun teknologi ini masih dalam tahap eksperimen, Jepang optimistis bisa mempercepat komersialisasinya agar dapat bersaing di pasar global dan memperkuat posisi sebagai salah satu pemimpin dunia di bidang teknologi informasi.

image

Image by Google

Pemerintah Jepang menyambut baik terobosan ini dan berencana mendukung penuh pengembangan infrastruktur telekomunikasi berbasis serat optik generasi berikutnya. Dukungan ini mencakup pendanaan riset lanjutan, kerja sama dengan sektor swasta, dan penyusunan kebijakan adopsi teknologi di sektor industri. Dengan pencapaian ini, Jepang tak hanya mencetak sejarah baru dalam bidang teknologi internet, tetapi juga mempertegas komitmennya untuk terus berada di garis depan inovasi global. Dunia kini menanti langkah selanjutnya: kapan teknologi luar biasa ini bisa dinikmati oleh masyarakat umum?

 

Teh Langka Dan Otentik Jepang

image

Image by Google (Matcha)

Dalam beberapa tahun terakhir, matcha telah meraih popularitas global sebagai makanan super yang lezat dan sehat. Wisatawan dari berbagai negara berbondong-bondong mengunjungi daerah penghasil matcha seperti Kyoto, Fukuoka, Kagoshima, dan Aichi. Namun, tingginya permintaan ini, ditambah dengan proses budidaya yang memakan waktu serta tantangan seperti kekurangan tenaga kerja pertanian, telah menyebabkan kelangkaan matcha. Pada tahun 2024, beberapa penjual bahkan menerapkan pembatasan pembelian atau kehabisan stok. Untuk mengatasi hal ini, sejumlah petani meningkatkan produksi tencha (daun teh yang menjadi bahan dasar matcha), tetapi tentu saja peningkatan pasokan ini membutuhkan waktu. Di tengah kondisi ini, penting untuk diingat bahwa Jepang memiliki kekayaan budaya teh yang jauh lebih luas dari sekadar matcha. Setiap daerah di Jepang memiliki tradisi teh unik yang mencerminkan sejarah dan identitas lokalnya. Dari teh hijau hingga wakocha (teh hitam Jepang), serta berbagai minuman tradisional berbasis teh lainnya, para penikmat teh dapat menemukan pengalaman cita rasa yang tak kalah istimewa. Bagi pelancong yang ingin menjelajahi sisi Jepang yang lebih otentik, teh-teh regional ini bisa menjadi pintu gerbang yang menarik.

image

Image by Google (Sanpin cha)

image

Image by Google (Bukubuku cha)

Di Okinawa, warisan budaya Kerajaan Ryukyu masih hidup dalam bentuk minuman teh tradisional seperti sanpin cha, teh melati hasil pengaruh perdagangan dengan Tiongkok. Teh ini mudah ditemukan di toko-toko lokal dan mesin penjual otomatis. Lebih unik lagi, ada bukubuku cha, teh berbusa yang dibuat dengan mengocok campuran teh (seperti sanpin cha), beras sangrai, dan air mineral. Sensasi menyeruput busa tebal yang menyentuh wajah menjadi bagian dari keseruan menikmati teh ini. Kafe-kafe di sekitar situs bersejarah seperti Kastil Shuri dan Jalan Tembikar Tsuboya menyajikan bukubuku cha sebagai daya tarik budaya sekaligus kuliner.

image

Image by Google (Kaga Bocha)

image

Image by Google (Batabata cha)

Menuju wilayah Chubu, Prefektur Ishikawa terkenal dengan Kaga bocha, teh batang panggang berkualitas tinggi yang dikenal karena aroma manis dan lembutnya. Teh ini bahkan pernah disajikan kepada Kaisar Hirohito. Sementara itu, Prefektur Toyama dan Niigata memperkenalkan batabata cha, teh fermentasi berbusa yang dikocok menggunakan pengocok bambu bercabang. Proses pembuatan teh ini menciptakan suara “batabata”, yang kemudian menjadi nama minuman tersebut. Batabata cha dapat dinikmati melalui pengalaman langsung di museum atau kafe lokal seperti di Kota Itoigawa dan Asahi.

image

Image by Google (Awa Bancha)

Dari wilayah utama menuju pulau Shikoku, Prefektur Tokushima menyimpan teh langka bernama Awa bancha. Teh ini dibuat dari daun teh liar yang difermentasi dan dijemur, menghasilkan cita rasa khas yang rendah kafein dan bervariasi tergantung wilayah produksinya. Kota Kamikatsu, yang dikenal sebagai “kota tanpa sampah,” menjadi salah satu pusat produksi Awa bancha. Wisatawan bisa membeli teh ini di toko-toko di sekitar Kota Tokushima, atau mengikuti tur komunitas di Kamikatsu untuk mengenal proses pembuatannya secara langsung. Di dekatnya,

image

Image by Google (Yuzu cha)

Prefektur Kochi juga terkenal sebagai penghasil buah yuzu dan minuman khas seperti yuzu cha, teh berbahan dasar selai yuzu yang menyegarkan. Selain teh-teh di atas, Jepang masih menyimpan berbagai minuman teh unik lainnya seperti goishicha dari Kochi, botebote cha dari Shimane, dan banyak lagi. Untuk menikmati teh-teh langka ini, pelancong perlu melangkah lebih jauh dari rute wisata populer. Menjelajahi komunitas lokal akan membuka akses ke kekayaan budaya dan rasa yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Dunia teh Jepang yang luas, aromatik, dan penuh kejutan menanti siapa pun yang bersedia menyeduh lebih dari sekadar secangkir matcha.

 

Depresi Tropis Siap Landa Jepang

image

Image by Google

Depresi Tropis dan Badai Tropis Ancam Jepang dengan Cuaca Ekstrem

Depresi tropis yang terbentuk di Laut Cina Timur diperkirakan akan mendekati wilayah Kyushu di Jepang barat daya menjelang Senin, 14 Juli 2025. Sistem ini membawa hujan lebat yang terutama akan melanda wilayah barat Jepang. Badan Meteorologi Jepang melaporkan bahwa udara hangat dan lembap dari selatan mengalir menuju sistem ini, yang saat ini bergerak ke arah timur. Akibatnya, awan hujan mulai terbentuk di wilayah Kyushu bagian selatan dan wilayah Amami di Prefektur Kagoshima. Depresi tropis ini diperkirakan menyebabkan hujan deras disertai badai petir mulai Minggu, 13 Juli 2025. Kondisi ini akan semakin memburuk dengan aliran udara lembap tambahan mulai Senin dan seterusnya. Hujan deras diprediksi mengguyur wilayah barat Jepang pada Senin dan menyebar ke pesisir Pasifik wilayah timur Jepang pada Selasa, 15 Juli 2025.

image

Image by Google

Pejabat cuaca telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi tanah longsor, banjir di daerah dataran rendah, serta luapan sungai. Ancaman tersebut dapat meningkat secara signifikan seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan dalam beberapa hari ke depan. Sementara itu, suhu tinggi terus melanda Jepang barat dan wilayah lainnya. Beberapa lokasi tercatat mengalami suhu ekstrem dengan temperatur mencapai 35 derajat Celsius atau lebih. Kondisi panas ini memperburuk situasi, terutama bagi masyarakat yang juga harus menghadapi cuaca ekstrem lainnya.

image

Image by Google

Di wilayah timur Jepang, Badai Tropis Nari terpantau bergerak ke arah utara di dekat Kepulauan Ogasawara. Badai ini terbentuk pada Minggu pagi dan bergerak ke arah timur laut dengan kecepatan 20 kilometer per jam pada Minggu siang. Pada saat itu, badai berada sekitar 100 kilometer di sebelah timur-tenggara Pulau Chichijima. Badai memiliki tekanan atmosfer pusat sebesar 994 hektopascal dan disertai angin kencang hingga 72 kilometer per jam, dengan embusan sesaat mencapai 108 kilometer per jam. Badai Nari diproyeksikan terus menguat saat bergerak ke utara dan akan mendekati wilayah timur dan utara Jepang pada Senin. Akibat suplai udara hangat dan lembap, hujan deras dan badai petir diperkirakan melanda Kepulauan Ogasawara, wilayah Kanto termasuk Tokyo, Kepulauan Izu, serta wilayah Tohoku. Badan Meteorologi Jepang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap berbagai ancaman cuaca ekstrem, seperti tanah longsor, banjir, angin kencang, gelombang tinggi, dan sambaran petir.

 

Pendakian Fuji Shizuoka Dibuka

image

Image by Google

Jalur pendakian Gunung Fuji, gunung tertinggi di Jepang, kini telah sepenuhnya dibuka untuk musim pendakian tahun ini. Pembukaan jalur dilakukan dengan menerapkan sejumlah pembatasan baru demi menjaga keselamatan pendaki dan kelestarian lingkungan sekitar. Gunung Fuji terletak di antara dua prefektur, yaitu Shizuoka dan Yamanashi. Tiga jalur pendakian di sisi Shizuoka, Fujinomiya, Gotemba, dan Subashiri resmi dibuka pada Kamis, 10 Juli 2025. Sementara itu, jalur pendakian di sisi Yamanashi telah lebih dulu dibuka pada pekan sebelumnya.

image

Image by Google

Acara pembukaan jalur pendakian Fujinomiya dilakukan di pos pendakian keenam, di mana penghalang yang menutup jalur disingkirkan oleh pemerintah Prefektur Shizuoka. Sekitar 20 pendaki turut menyaksikan momen tersebut sebelum memulai perjalanan menuju puncak. Jalur pendakian resmi dibuka pada pukul 09.00 waktu setempat. Selama musim pendakian, berbagai permasalahan sering terjadi, seperti pendaki yang memaksa naik terus-menerus sepanjang malam tanpa istirahat hingga tersesat di jalur gunung. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan pihak pengelola.

image

Image by Google

Sebagai respons, Prefektur Shizuoka dan Yamanashi memberlakukan peraturan baru. Mulai musim ini, pendaki di sisi Shizuoka dikenakan biaya sebesar 4.000 yen per orang. Selain itu, jalur pendakian ditutup pada jam tertentu, yaitu dari pukul 14.00 hingga 03.00 dini hari, untuk mencegah pendakian nonstop malam hari yang berbahaya. Untuk mendukung pelaksanaan aturan tersebut, sebuah pondok didirikan di pos pendakian kelima jalur Fujinomiya. Pondok ini berfungsi sebagai tempat registrasi, di mana para pendaki wajib membayar biaya, mendapatkan gelang khusus, dan menunjukkan gelang tersebut kepada petugas keamanan sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Pembatasan serupa juga diterapkan di sisi Yamanashi, termasuk pembatasan jumlah pendaki maksimal 4.000 orang per hari.

 

Susu Ragi Dari Asahi Jepang

image

Image by Google

Mengenal LIKE MILK: Susu dari Ragi, Bukan Hewan atau Tumbuhan

Dalam dunia pangan modern, muncul berbagai alternatif susu untuk menjawab kebutuhan orang yang alergi, intoleran laktosa, vegan, atau yang peduli lingkungan. Salah satu inovasi terbaru datang dari Jepang, yaitu LIKE MILK, produk susu non-hewani yang dikembangkan oleh Asahi Group. Uniknya, susu ini tidak berasal dari sapi maupun tumbuhan seperti kedelai atau oat, melainkan dari ragi mikroorganisme yang biasa digunakan dalam fermentasi. Proses pembuatan LIKE MILK dimulai dari fermentasi ragi, yang kemudian dikeringkan menjadi bubuk dan dicampur dengan bahan lain. Hasil akhirnya adalah minuman putih menyerupai susu, dengan tekstur lembut dan rasa manis alami. Produk ini bebas dari rasa dan aroma khas ragi, sehingga cocok dikonsumsi langsung atau dipakai dalam berbagai hidangan seperti kopi, sereal, hingga masakan.

image

Image by Google

Dari sisi gizi, LIKE MILK tergolong lengkap. Kandungan proteinnya setara dengan susu sapi, tetapi lemaknya 38% lebih rendah. Selain itu, LIKE MILK mengandung lebih banyak serat dan seng dibandingkan susu hewani atau nabati. Yang paling penting, produk ini bebas dari 28 alergen umum, termasuk susu, kedelai, kacang, dan gluten, sehingga aman bagi penderita alergi makanan dan intoleransi laktosa. Produk ini pertama kali diperkenalkan kepada publik melalui crowdfunding di platform Makuake pada April 2025. Respons masyarakat sangat positif—dalam seminggu saja, dana yang terkumpul mencapai ¥117 juta dari target awal ¥300 ribu. Asahi merencanakan peluncuran nasional pada tahun 2026, dengan kemasan awal 200 ml dan rencana varian 1000 ml di akhir 2025.

image

Image by Google

Dari sisi lingkungan, LIKE MILK menawarkan keunggulan penting. Karena berbasis mikroorganisme dan tidak memerlukan peternakan, jejak karbonnya jauh lebih kecil dibanding susu sapi. Ini menjadikannya pilihan yang ramah lingkungan, sejalan dengan tren konsumsi berkelanjutan di seluruh dunia. Melalui LIKE MILK, Asahi memperkenalkan konsep baru dalam dunia susu: produk berbasis ragi yang bergizi, aman untuk berbagai jenis diet, dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Inovasi ini menunjukkan bagaimana teknologi pangan bisa membantu menjawab tantangan kesehatan dan keberlanjutan di masa depan.

 

Pameran Ulang Tahun Sanrio ke-60

image

Image by SoraNews24

Pameran “Awal Mula Kawaii” akan membawa pengunjung dalam perjalanan nostalgia dan eksplorasi budaya pop Jepang melalui sejarah panjang perusahaan Sanrio. Berdiri sejak tahun 1960 dengan nama Yamanashi Silk Company dan berganti nama menjadi Sanrio pada 1973, perusahaan ini telah menciptakan lebih dari 450 karakter yang tersebar luas dalam bentuk produk, media, hingga ikon budaya. Peran Sanrio sangat penting dalam memperkenalkan dan menyebarkan konsep kawaii, atau keimutan khas Jepang, ke seluruh dunia. Salah satu sorotan utama pameran ini adalah revolusi yang dibawa oleh Hello Kitty. Karakter yang pertama kali muncul pada tahun 1974 ini mungkin tampak seperti kucing, namun sebenarnya tidak dikategorikan sebagai kucing. Hello Kitty telah menjadi simbol tak tergantikan dari Sanrio selama lebih dari 50 tahun, dan pameran ini akan menampilkan bagaimana karakter ini mampu mempertahankan daya tariknya lintas generasi. Bagi banyak pengunjung, segmen ini akan menjadi momen spesial untuk memahami kekuatan branding dan daya tarik emosional karakter tersebut.

image

Image by SoraNews24

Tak hanya karakter populer seperti Hello Kitty, pameran ini juga mengajak pengunjung untuk mengenal lebih dalam berbagai karakter lain yang mungkin kurang dikenal namun memiliki penggemar setia. Akan dibahas pula bagaimana proses kreatif di balik penciptaan setiap karakter, latar belakang cerita mereka, serta alasan mengapa beberapa karakter bisa tetap relevan selama puluhan tahun. Ini menjadi kesempatan langka untuk melihat sisi lain dari dunia Sanrio yang mungkin belum banyak diketahui publik. Pada bagian lain, pameran akan mengupas bagaimana Sanrio berhasil bertahan dan bahkan berkembang pesat di tengah persaingan industri karakter global, terutama pada era 1980-an. Di masa itu, produk-produk berkarakter menyebar luas ke berbagai penjuru dunia, dan Sanrio berhasil menjadi salah satu pemain utama berkat konsistensi gaya dan inovasi produk mereka. Mulai dari alat tulis, aksesori, hingga barang fesyen, Sanrio mengukuhkan posisi mereka sebagai pemimpin pasar produk kawaii.

image

Image by SoraNews24

Pameran ini juga menyoroti budaya kawaii yang unik di Jepang, termasuk bagaimana persepsi masyarakat terhadap barang-barang imut berubah dari waktu ke waktu. Jika dulu membawa barang Sanrio dianggap hanya untuk anak-anak, kini tidak jarang orang dewasa dengan bangga membawa tas, gantungan kunci, atau bahkan pakaian bertema Sanrio. Transformasi ini menjadi bukti bahwa kawaii bukan hanya tren sesaat, melainkan bagian dari identitas budaya Jepang modern. Sebagai penutup, pameran akan memberikan penghargaan khusus kepada Strawberry News (Ichigo Shimbun), buletin bulanan yang telah diterbitkan sejak 1975 dan menjadi wadah interaksi antara Sanrio dan para penggemarnya. Di sini pengunjung bisa menemukan karya seni penggemar, cerita dari toko-toko Sanrio, serta koleksi barang-barang lawas. Barang-barang edisi khusus juga akan dijual di lokasi, termasuk selotip, gantungan kunci, dan map peringatan. Pameran ini akan berlangsung dari 19 Juli hingga 15 September di Museum Sejarah Prefektur Ibaraki. Tiket tersedia seharga 1.200 yen untuk dewasa, dengan harga diskon untuk pelajar dan lansia, dan bisa dibeli secara online melalui ePlus dan situs resmi JR East.