Peringatan tsunami dikeluarkan untuk pesisir Prefektur Iwate (Image by NHK News)
Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter mengguncang lepas pantai Sanriku, Jepang, tepat setelah pukul 17.00 waktu setempat pada 9 November 2025. Badan Meteorologi Jepang (JMA) melaporkan bahwa gempa terjadi pada pukul 17.03, dengan episentrum berjarak sekitar 16 kilometer di lepas pantai Sanriku. Guncangan dengan intensitas seismik 4 teramati di Kota Morioka dan Yahaba di Prefektur Iwate, serta di Kota Wakuya, Prefektur Miyagi. Tidak lama setelah gempa, JMA mengeluarkan peringatan tsunami sementara untuk pesisir Prefektur Iwate.
Gelombang tsunami setinggi 10 hingga 20 sentimeter terpantau di beberapa pelabuhan, termasuk Kuji, Ofunato, Kamaishi, dan Miyako. Warga di wilayah pesisir Iwate, seperti Ofunato, Rikuzentakata, dan Otsuchi, sempat diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Meski demikian, tidak ada laporan mengenai korban luka maupun kerusakan serius akibat gempa tersebut. Setelah permukaan air laut kembali normal, peringatan tsunami dan perintah evakuasi dicabut oleh otoritas setempat pada Minggu sore.
JMA imbau warga tetap waspada tentang adanya kemungkinan Gempa susulan (Image by Google)
Badan Meteorologi Jepang menjelaskan bahwa aktivitas seismik masih terus berlangsung di sekitar episentrum gempa. Hingga pukul 8 pagi keesokan harinya, tercatat 15 gempa susulan dengan kekuatan 1 atau lebih pada skala intensitas seismik Jepang. Wilayah lepas pantai Sanriku memang dikenal memiliki aktivitas tektonik yang tinggi, dan sebelumnya juga pernah mengalami gempa besar dengan pola serupa. Oleh karena itu, JMA mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan yang sama atau bahkan lebih besar dalam waktu sekitar seminggu ke depan.
Shinkansen Tohoku sempat terhenti akibat gempa, kini kembali beroperasi normal. (Image by Google)
Gempa kuat ini juga berdampak pada operasional transportasi di wilayah timur laut Jepang. Layanan kereta peluru Shinkansen Tohoku antara Stasiun Sendai dan Shin-Aomori sempat dihentikan sementara akibat pemadaman listrik yang terjadi setelah guncangan. Operator JR East menyebutkan bahwa layanan secara bertahap kembali normal setelah dilakukan pemeriksaan keamanan di jalur dan sistem listrik.
JMA yang awalnya mencatat kekuatan gempa sebesar 6,7 kemudian memperbarui datanya menjadi 6,9 SR, dengan kedalaman sekitar 16 kilometer di bawah permukaan laut. Meski gempa dan tsunami yang terjadi kali ini tidak menimbulkan kerusakan besar, pihak berwenang menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat di wilayah pesisir Jepang. Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa gempa kuat di kawasan Sanriku dapat berpotensi memicu tsunami yang lebih besar, sehingga kewaspadaan tetap harus dijaga dalam beberapa hari mendatang.