Kajian Upah Tahunan Jepang Dimulai
20240807-01hr3m7jywkce33ja1qexn5rps

Image by KyodoNews.net

Negosiasi upah musim semi tahunan Jepang dimulai pada hari Rabu, dengan pemimpin lobi bisnis dan federasi buruh terbesar negara tersebut sepakat mengenai pentingnya mempertahankan momentum kenaikan gaji. Kenaikan gaji yang signifikan dalam dua tahun terakhir, di tengah melonjaknya harga, menjadi fokus utama pembicaraan. Salah satu isu utama yang dibahas adalah apakah kenaikan upah rata-rata sebesar 5 persen atau lebih, yang diminta oleh Konfederasi Serikat Buruh Jepang (Rengo), akan disetujui. Kenaikan ini penting untuk mempertahankan daya beli pekerja, yang terpengaruh oleh inflasi yang meningkat. Rengo menargetkan agar kenaikan upah tidak hanya terjadi di perusahaan besar, tetapi juga di perusahaan kecil dan menengah. Mereka berharap kenaikan upah di perusahaan kecil dapat mencapai 6 persen atau lebih, untuk membantu menyempitkan kesenjangan upah antara perusahaan besar dan kecil. Banyak perusahaan besar di Jepang yang tergabung dalam Federasi Bisnis Jepang (Keidanren), yang selama ini mampu memberikan kenaikan gaji yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Masakazu Tokura, ketua lobi bisnis Keidanren, menegaskan bahwa perusahaan swasta memiliki tanggung jawab untuk memimpin perekonomian Jepang menuju siklus pertumbuhan yang berkelanjutan. Menurutnya, perusahaan harus memastikan distribusi yang adil dari kenaikan gaji untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh. Sementara itu, Tomoko Yoshino, pimpinan Rengo, menekankan pentingnya memastikan bahwa kenaikan gaji tidak hanya terkonsentrasi di kawasan besar, tetapi juga menyebar ke seluruh pelosok negeri, termasuk di daerah dengan ekonomi yang lebih kecil dan di perusahaan kecil serta menengah.

image

Image by KyodoNews.net

Bank Sentral Jepang (BOJ) juga memantau perkembangan tren upah ini dengan cermat, karena hal tersebut akan mempengaruhi keputusan mereka mengenai kebijakan moneter. Bank Sentral Jepang berencana mengadakan pertemuan kebijakan dua hari mulai Kamis untuk memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga dari level saat ini, yaitu sekitar 0,25 persen. Keputusan ini penting untuk mencegah kenaikan harga yang tajam, yang dapat merugikan daya beli masyarakat. Pada tahun lalu, kenaikan upah bulanan rata-rata di perusahaan besar Jepang tercatat mencapai 5,58 persen, sebuah angka yang melampaui 5 persen untuk pertama kalinya dalam 33 tahun terakhir. Angka ini menunjukkan tren positif dalam hal pendapatan pekerja, meskipun tantangan inflasi tetap ada. Namun, perusahaan kecil menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam menaikkan gaji. Menurut data dari Kamar Dagang dan Industri Jepang, perusahaan kecil hanya mampu memberikan kenaikan gaji rata-rata sebesar 3,62 persen, yang mencerminkan kesulitan mereka dalam menangani peningkatan biaya produksi dan harga barang. Kesulitan ini juga terlihat pada bagaimana perusahaan kecil berjuang untuk membebankan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen. Banyak dari mereka yang tidak dapat meningkatkan harga jual produk atau layanan mereka, karena keterbatasan daya beli konsumen, terutama di daerah-daerah yang lebih kecil. Oleh karena itu, meskipun ada dorongan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja melalui kenaikan gaji, tantangan bagi perusahaan kecil untuk mengikuti tren ini tetap menjadi isu yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut dalam negosiasi upah musim semi ini.