Jepang Akan Terapkan Batas Kecepatan di Jalan Perumahan
Tahun 2026, Jepang Akan Terapkan Batas Kecepatan di Jalan Perumahan

Batas Kecepatan 30 km/jam akan berlaku untuk lalu lintas di banyak lingkungan pemukiman mulai September 2026 guna kurangi tigkat kecelakaan.

Berdasar perbaikan Perintah Penegakan Hukum Lalu Lintas Jalan, yang disetujui pada rapat Kabinet tanggal 23 Juli, batas kecepatan resmi baru akan diterapkan pada jalan-jalan komunitas yang tidak memiliki garis tengah, pembatas tengah, atau tiang penunjuk serupa.

Batas Kecepatan 30 km/jam akan dikenakan di jalan dengan lebar kurang dari 5,5 meter, menurut Badan Kepolisian Nasional. Ini merupakan pengurangan yang signifikan. Saat ini, kendaraan dapat melaju di jalan tersebut hingga 60 km/jam kecuali batas maks ditetapkan lain oleh rambu lalu lintas.

NPA menerima masukan publik atas usulan revisi tersebut. Periode konsultasi yang berlangsung sekitar sebulan ditutup pada akhir Juni. Beberapa responden mengatakan jalan lebar di lahan pertanian pinggiran kota dan daerah pegunungan seharusnya dikecualikan dari batas kecepatan 30 km/jam, meski tak ada garis tengah atau pembatas.

NPA mengatakan pihaknya akan menentukan batas kecepatan untuk jalan-jalan ini berdasarkan kasus per kasus, berdasarkan kondisi setempat dan permintaan warga. 

Pemerintah juga memutuskan untuk mengubah peraturan tentang marka cat di penyeberangan pejalan kaki untuk mengurangi biaya pemasangan dan pemeliharaan.

Efektif tanggal 26 Juli, jarak maksimum antara marka putih akan diperlebar menjadi 90 cm, dua kali lipat dari batas saat ini. NPA awalnya ingin memperkenalkan batas baru untuk semua penyeberangan pejalan kaki, tetapi mengubah rencana untuk memastikan keselamatan pejalan kaki yang tuna netra.

Interval yang lebih lebar pada awalnya hanya diperbolehkan untuk penyeberangan dengan lampu lalu lintas disertai sinyal suara atau yang dilengkapi blok braille.

Beberapa orang selama periode konsultasi publik mengatakan bahwa celah yang lebih lebar akan menyulitkan orang-orang yang tuna netra untuk mengetahui apakah mereka berada di tempat penyeberangan karena mereka mengandalkan ketebalan cat putih yang mereka rasakan di bawah kaki.