G7 Berkomitmen Menghentikan Penggunaan Batubara Secara Bertahap pada Tahun 2035, namun Jepang Diberikan Fleksibilitas

Negara G7 Berkomitmen Stop Batubara Secara Bertahap pada 2035, Jepang diberikan Fleksibilitas

Milan - Para menteri energi dan lingkungan hidup Negara-Negara G7 pada hari Selasa berkomitmen untuk menghentikan penggunaan tenaga batubara pada tahun 2035. Hal ini pertama kalinya G7 secara eksplisit merujuk pada penghentian penggunaan tenaga batubara, namun memberikan fleksibilitas pada negara yang bergantung pada  batubara.

The Final Communiqe  dari pertemuan di kota Turin, Italia, mencakup pernyataan yang dapat memperpanjang batas waktu tahun 2035 ke "Jangka waktu konsisten dengan pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat celsius" diatas tingkat pra industrialisasi. Komunike tersebut menetapkan batas waktu komitmen negara-negara yang dibuat pada konferensi COP 28 tahun lalu di Dubai, yang menyerukan penghentian pembangkit listrik tenaga batubara yang tidak dapat dikurangi, yang emisinya belum tercapai.

Para penggiat lingkungan hidup  mengatakan komitmen tersebut tidak mencapai tujuan dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di negara G7 pada 2035, yang direkomendasikan oleh Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim dan Badan Energi Internasional dimaha mengharuskan penghentian penggunaan batubara secara bertahap pada tahun 2030 dan PLTG pada 2035.

Jepang adalah satu-satunya negara G7 yang tidak menetapkan tanggal penghentian penggunaan batubara. Inggris, Kanada, Prancis, dan Italia berkomitmen untuk menghentikan penggunaan batubara secara bertahap selambat-lambatnya pada 2030, sementara Amerika Serikat dan Jerman akan mengambil langkah besar untuk menuju tanggal tersebut.

Japan's Minister of Economy Ken Saito, left, and Japan's State Minister of the Environment Tetsuya Yagi take part in the G7 Climate, energy and environment press conference at Venaria Reale in Turin, Italy, Tuesday April 30, 2024. (Alberto Gandolfo/LaPresse via AP)