Remehkan Laporan Berujung Hukuman
image

Kepala Kepolisian Prefektur Kanagawa, Kaoru Wada menyampaikan permohonan maaf dalam konferensi pers (Image by NHK Japan)

YOKOHAMA – Kepolisian Prefektur Kanagawa mengakui pada hari Kamis bahwa mereka telah meremehkan urgensi insiden penguntitan yang mendahului pembunuhan seorang wanita berusia 20 tahun, Asahi Okazaki, di Kawasaki. Hasil penyelidikan internal mengungkapkan bahwa polisi gagal mengambil tindakan memadai untuk melindungi korban meskipun telah menerima sejumlah laporan dari Okazaki dalam beberapa bulan sebelum kematiannya. Mantan pacarnya, Hideyuki Shirai (28), telah didakwa atas pembunuhan dan pelanggaran undang-undang anti-penguntitan setelah jasad Okazaki ditemukan di rumahnya pada April lalu. Kepala Kepolisian Prefektur Kanagawa, Kaoru Wada, menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga korban dan mengatakan bahwa total 43 pejabat, termasuk dirinya dan kepala kantor polisi Kawasaki, telah dikenai sanksi disiplin.

image

Ayah korban masih merasakan kekecewaan atas tindakan Kepolisian yang berujung pada insiden kematian putrinya (Image by NHK Japan)

Meski demikian, permintaan maaf tersebut tidak mampu meredakan kemarahan keluarga korban. Ayah Okazaki, Tetsuya (51), dalam konferensi pers di Yokohama menyatakan bahwa meskipun telah bertemu dengan kepala polisi dan tiga petugas yang menangani kasus ini, keluarganya masih belum mendapatkan penjelasan yang memadai. Ia menegaskan bahwa pengakuan kesalahan oleh polisi belum cukup dan menekankan perlunya perubahan sikap dan empati dalam institusi kepolisian. “Tidak masalah siapa yang didisiplinkan atau bagaimana caranya. Itu tidak akan mengembalikan Asahi,” ujar Tetsuya dengan nada kecewa.

image

Rumah terduga pelaku yang tidak lain adalah mantan kekasih korban (Image by NHK Japan)

Penyelidikan mengungkap bahwa pada Juni tahun lalu, Okazaki sempat melaporkan pertengkaran dengan Shirai kepada kantor polisi Kawasaki. Namun, laporan itu hanya diklasifikasikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga dan dihentikan setelah hubungan mereka berakhir. Situasi memburuk pada Desember ketika Okazaki melaporkan sebanyak sembilan kali bahwa ia ketakutan karena Shirai sering berkeliaran di sekitar rumahnya, namun petugas meremehkan bahaya tersebut dan gagal mengidentifikasi kasus ini sebagai penguntitan. Polisi juga tidak membagikan informasi penting kepada markas besar prefektur. Laporan menyebutkan bahwa jika ada koordinasi sejak awal, polisi dapat mengambil langkah-langkah pencegahan untuk melindungi korban. Kini, sebagai bentuk perbaikan, kepolisian prefektur akan mendirikan unit baru di markas besar untuk mengawasi penanganan kasus penguntitan dan kejahatan serius, termasuk pembunuhan.