ONIBEN, Onigiri Dan Bento
image

Image by SoraNews24.com

Selama bertahun-tahun, onigiri telah menjadi salah satu makanan pokok yang paling dikenal di Jepang. Bentuknya yang khas—segi tiga dengan isian di dalam dan dibungkus rumput laut—telah menjadi simbol makanan praktis yang sederhana namun memuaskan. Dimanapun Anda berada di Jepang, tampilan dan rasa onigiri relatif seragam. Namun, beberapa tahun terakhir telah membawa perubahan besar dalam dunia onigiri. Muncul varian baru seperti onigirazu, yang tampil layaknya sandwich, dan bahkan onigiri berbentuk karakter lucu yang begitu menggemaskan hingga membuat orang enggan memakannya. Kini, muncul inovasi lain yang benar-benar mengaburkan batas antara onigiri dan bento. Diperkenalkan pada tahun 2022, varian baru ini disebut “Oniben” (おに弁), dan hanya tersedia di Kios Bellmart di stasiun Hamamatsu dan Kakegawa di Prefektur Shizuoka. Dideskripsikan sebagai “lebih dari satu onigiri, kurang dari satu bento”, Oniben menyuguhkan pengalaman makan yang unik dan segar. Alih-alih dibentuk seperti bola nasi biasa, Oniben disusun dalam nampan kecil yang seluruhnya terbuat dari nasi, lalu dihias dengan berbagai isian lezat di atasnya, menciptakan kesan kotak makan mini yang bisa digenggam tangan.

image

Image by SoraNews24.com

Saat berkunjung ke lokasi, terdapat empat varian yang tersedia: Umani (dengan isian sayuran dan daging rebus bercita rasa manis-gurih), Unagi (belut), Ebi Chili (udang saus cabai), serta Shirasu & Mikkabi Gyu (ikan sarden muda dan daging sapi dari daerah Mikkabi). Awalnya, kami sempat bingung melihat Oniben karena terlihat seperti bento biasa, namun ternyata bagian dasarnya adalah nasi yang dibentuk rapi. Karena penasaran, kami memutuskan mencoba dua jenis: Umani dan Ebi Chili, untuk dinikmati saat menaiki kereta peluru kembali ke Tokyo. Pengalaman pertama mencicipi Oniben ternyata sangat menyenangkan. Meski awalnya khawatir akan kesulitan memakannya karena bentuk dan isiannya yang terbuka, desain kemasan yang cerdas membuatnya tetap rapi saat disantap. Isian Umani yang terdiri dari jamur shiitake, akar teratai, wortel, talas, dan konjak memberikan tekstur dan rasa yang kaya di setiap gigitan. Dengan harga hanya 250 yen (sekitar US$1,75), varian ini menawarkan nilai yang luar biasa dan memuaskan sebagai camilan atau pengganti makan siang.

image

Image by SoraNews24.com

Setelah menikmati varian Umani, kami beralih ke Oniben Ebi Chili yang sedikit lebih mahal, yaitu 350 yen. Ternyata, varian ini memiliki lapisan saus cabai yang melimpah hingga tampak hampir menetes dari tepiannya. Untuk menghindari tumpahan, cara terbaik adalah memakannya dengan gigitan besar dan percaya diri. Meski lebih berisiko untuk mengotori tangan, rasa pedas manisnya sangat nikmat dan membuat ketagihan. Satu-satunya tantangan adalah harus lebih fokus saat makan dan tidak sembari memegang ponsel, karena isian yang lembap bisa mudah tercecer jika tidak hati-hati. Pencarian lebih lanjut secara daring mengungkap bahwa Oniben juga tersedia dalam varian Katsu Curry seharga 350 yen—sebuah kombinasi klasik Jepang yang sangat menggoda untuk dicoba. Rasanya seperti perpaduan sempurna antara kenyamanan onigiri dan kepuasan bento. Inovasi Oniben ini tidak hanya memperluas batas kreativitas dalam kuliner Jepang, tetapi juga menunjukkan bagaimana makanan sederhana seperti bola nasi bisa diubah menjadi pengalaman makan yang menyenangkan dan praktis. Kami pun sudah merencanakan kunjungan ulang ke daerah tersebut, sambil mempertimbangkan untuk menjelajahi terowongan tua yang menyeramkan di sana—jika kami cukup berani.