Image by NHK Japan
Pemerintah Prefektur Chiba, Jepang, tengah memperkuat dukungan bagi siswa asing yang mengalami kesulitan dalam belajar bahasa Jepang. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah siswa yang membutuhkan bantuan bahasa untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah-sekolah Jepang. Upaya ini bertujuan untuk membantu mereka beradaptasi lebih cepat dengan lingkungan pendidikan yang baru dan menciptakan sistem pembelajaran yang lebih inklusif. Sebagai bagian dari rencana tersebut, pemerintah daerah akan menyediakan pelajaran bahasa Jepang secara daring mulai tahun ajaran ini. Program ini dirancang untuk memperluas akses pembelajaran bagi siswa yang belum menguasai bahasa Jepang secara memadai, khususnya mereka yang tinggal di daerah dengan keterbatasan sumber daya pengajar. Pembelajaran daring diharapkan menjadi solusi praktis yang bisa menjangkau lebih banyak siswa, tanpa terhambat oleh keterbatasan jumlah instruktur di sekolah-sekolah.
				
			
		Image by NHK Japan
Data dari pemerintah daerah menunjukkan bahwa jumlah siswa sekolah dasar, menengah pertama, dan menengah atas yang memerlukan dukungan bahasa meningkat tiga kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. Hingga Mei 2023, tercatat lebih dari 3.300 siswa di Prefektur Chiba membutuhkan bantuan dalam pembelajaran bahasa Jepang. Sayangnya, meskipun kebutuhan terus meningkat, banyak sekolah masih kekurangan tenaga pengajar yang mampu memberikan dukungan yang memadai. Gubernur Chiba, Kumagai Toshihito, menegaskan bahwa pemerintahannya berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan inklusif bagi seluruh siswa, termasuk siswa asing. Beberapa sekolah menengah atas bahkan mulai menggunakan aplikasi penerjemah dalam proses belajar mengajar untuk mempermudah komunikasi. Selain itu, sekolah-sekolah juga bekerja sama dengan kelompok pendukung dalam menyusun kurikulum khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa asing, agar mereka tidak tertinggal dalam proses belajar.