Lebih dari 50% rumah tangga di ibu kota Jepang, Tokyo, diperkirakan akan dihuni oleh satu orang dalam waktu kurang dari 25 tahun. Perkiraan ini berdasarkan laporan terbaru dari National Institute of Population and Social Security Research (IPSS), yang dirilis pada 12 November lalu. Laporan tersebut mencakup proyeksi susunan rumah tangga di seluruh Jepang hingga tahun 2050, dengan rincian per prefektur.
Rasio rumah tangga yang dihuni oleh satu orang di wilayah metropolitan Tokyo diperkirakan akan mencapai 54,1% pada 2050, sementara 26 prefektur lainnya juga diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan, dengan lebih dari 40% rumah tangga di prefektur-prefektur tersebut hanya dihuni oleh satu orang. Proyeksi ini mencerminkan perubahan demografi yang signifikan di Jepang, yang dipengaruhi oleh perpindahan kaum muda ke kota-kota besar, penuaan populasi, dan rendahnya angka pernikahan serta kelahiran.
Jumlah total rumah tangga di Jepang diperkirakan akan turun sebesar 5,6% pada tahun 2050, dari 55,71 juta rumah tangga pada tahun 2020 menjadi 52,61 juta rumah tangga. Penurunan terbesar diprediksi terjadi di 40 prefektur, dengan Akita mengalami penurunan rumah tangga sebesar 29,1%. Prefektur lainnya, seperti Aomori, Iwate, Yamagata, Nagasaki, Kochi, dan Tokushima, juga diperkirakan akan mengalami penurunan lebih dari 20%.
Di sisi lain, jumlah rumah tangga yang dihuni oleh satu orang akan terus meningkat. Pada tahun 2020, terdapat 21,15 juta rumah tangga satu orang, dan angka ini diperkirakan akan naik menjadi 23,30 juta pada tahun 2050. Peningkatan terbesar diperkirakan terjadi di Okinawa, Saitama, Shiga, dan Chiba, dengan rasio rumah tangga satu orang tumbuh lebih dari 20%. Secara nasional, rumah tangga yang dihuni satu orang diperkirakan akan mencakup 44,3% dari total rumah tangga pada tahun 2050, dengan Tokyo, Osaka, Kyoto, Fukuoka, Hokkaido, Kanagawa, dan Kagoshima mencatatkan angka lebih tinggi, mencapai 45%.
Selain itu, rata-rata jumlah anggota rumah tangga diprediksi akan turun di bawah dua orang pada sebagian besar prefektur pada tahun 2040. Pada tahun 2020, hanya Tokyo yang memiliki rata-rata keanggotaan rumah tangga serendah itu, tetapi pada 2040, 26 prefektur diperkirakan akan mencatatkan angka serupa, dan 34 prefektur akan mengalaminya pada 2050. Rata-rata terendah diperkirakan terjadi di Tokyo dan Hokkaido dengan 1,78 orang per rumah tangga, sementara yang tertinggi akan tercatat di Yamagata dengan 2,15 orang per rumah tangga.
Dengan menurunnya jumlah anggota rumah tangga, jumlah rumah tangga tunggal yang dihuni oleh individu berusia 65 tahun atau lebih juga diprediksi akan meningkat. Pada tahun 2020, terdapat 7,38 juta rumah tangga lansia, dan jumlah ini diperkirakan akan melonjak 46,9% menjadi 10,84 juta pada tahun 2050. Rumah tangga lansia ini akan menyumbang 20,6% dari total rumah tangga di Jepang pada 2050, dengan angka tertinggi di prefektur seperti Ehime (24,9%), Tokushima (25,3%), dan Kochi (27%).
Selain rumah tangga yang dihuni oleh lansia, jumlah rumah tangga dengan banyak anggota yang dipimpin oleh seorang lansia juga akan meningkat secara signifikan. Diperkirakan lebih dari 50% rumah tangga di 21 prefektur akan terdiri dari lansia pada pertengahan abad ini. Di luar Tokyo, lebih dari 40% rumah tangga di seluruh prefektur diprediksi akan dipimpin oleh lansia pada 2050. Proyeksi ini menandakan perubahan mendalam dalam struktur sosial Jepang, dengan meningkatnya jumlah rumah tangga tunggal dan rumah tangga yang dipimpin oleh lansia, akibat penuaan populasi yang terus berlanjut.