“Lost and Found” Kepolisian Tokyo

Kehilangan Barang di Tokyo: Proses Pemulihan yang Teliti

Miami International Airport, Miami, Florida, USA

Image by Google.com

Kehilangan barang, baik itu payung, kunci, atau bahkan hewan langka seperti tupai terbang, jarang sekali terjadi tanpa solusi di Tokyo. Polisi setempat hampir pasti akan menangani barang hilang dengan saksama, memastikan barang tersebut kembali ke pemiliknya. Bahkan di kota besar dengan populasi 14 juta jiwa seperti Tokyo, sistem pengembalian barang yang hilang berjalan dengan sangat efisien. Menurut Hiroshi Fujii, seorang pemandu wisata berusia 67 tahun yang bekerja di pusat barang hilang milik Kepolisian Tokyo, pengunjung asing sering terkejut saat barang mereka berhasil ditemukan dan dikembalikan. “Di Jepang, selalu ada harapan bahwa barang yang hilang akan kembali,” ujarnya. Tradisi melaporkan barang yang ditemukan di tempat umum ini sudah menjadi "ciri khas nasional" dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Pusat Barang Hilang yang Tertata Rapi

44577-kumpulan-barang-hilang-di-lost-and-found-center-kepolisian-tokyo-pada-april-lalu-kyodo-news

Image by Japanesestation

Di pusat kepolisian distrik Iidabashi, Tokyo, sekitar 80 staf bekerja keras untuk memastikan barang-barang yang ditemukan terorganisir dengan baik. Sistem basis data digunakan untuk memudahkan proses pencarian dan pengembalian barang kepada pemiliknya. Semua barang yang ditemukan, mulai dari dompet hingga ponsel, diberi label dan disortir dengan hati-hati agar dapat segera dikembalikan. Direktur pusat, Harumi Shoji, menjelaskan bahwa barang-barang yang sering hilang adalah kartu identitas dan SIM, namun tak jarang pula hewan-hewan seperti anjing, kucing, tupai terbang, dan bahkan iguana ditemukan dan diserahkan ke kantor polisi. Para petugas, yang berusaha menjaga hewan-hewan ini dengan penuh perhatian, akan berkonsultasi dengan dokter hewan atau referensi lainnya untuk memastikan kesejahteraan mereka sampai pemiliknya datang. Pada tahun lalu, lebih dari empat juta barang ditemukan dan diserahkan ke Kepolisian Metropolitan Tokyo. Sekitar 70 persen dari barang-barang berharga seperti dompet, ponsel, dan dokumen penting berhasil dikembalikan kepada pemiliknya. "Meski hanya sebuah kunci, kami memasukkan detail seperti gantungan kunci maskot yang terpasang," kata Shoji, seraya menunjukkan ruangan penuh dengan barang-barang yang ditemukan. Di pusat tersebut, puluhan orang datang setiap hari untuk mencari atau mengambil barang yang hilang, yang telah diserahkan oleh staf di stasiun kereta atau kantor polisi lokal. Jika barang yang ditemukan tidak diambil oleh pemiliknya dalam waktu dua minggu, barang tersebut akan dipindahkan ke pusat barang hilang. Namun, jika dalam tiga bulan tidak ada yang datang untuk mengambilnya, barang yang tidak diinginkan akan dijual atau dibuang.

This photo taken on August 2, 2024 shows thousands of umbrellas - all tagged and organised based on where and when they were lost - in containers at the Tokyo Metropolitan Police Department Lost and Found Centre in the Iidabashi area of central Tokyo. Soft toys, forlorn suitcases and a forest of umbrellas: welcome to Tokyo's vast police lost-and-found centre, where everything is meticulously tagged and sorted to hasten a return to its rightful owner. (Photo by Richard A. Brooks / AFP) / TO GO WITH: Tokyo-lifestyle-transport, REPORTAGE by Natsuko FUKUE

Image by Kompas.com

Salah satu fenomena unik di Tokyo adalah jumlah payung yang hilang setiap tahunnya. Sekitar 300.000 payung hilang pada tahun lalu, namun hanya sekitar 3.700 yang berhasil dikembalikan. Shoji menjelaskan, “Kami memiliki lantai khusus untuk payung. Selama musim hujan, ada begitu banyak payung sehingga troli payung bisa meluap, dan kami harus menyimpannya dalam dua tingkat.” Payung yang hilang menambah jumlah barang yang perlu dikelola oleh pusat, namun upaya untuk mengembalikannya tetap berjalan dengan efisien.

Tantangan Baru Pasca-Pandemi

Jumlah barang hilang yang ditangani oleh pusat ini meningkat seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Jepang pasca-pandemi. Selain itu, dengan perkembangan teknologi, semakin banyak barang kecil seperti earphone nirkabel dan kipas angin genggam yang sering ditemukan. Pusat barang hilang Tokyo, yang telah beroperasi sejak 1950-an, terus beradaptasi dengan tren baru ini untuk memastikan pengembalian barang yang cepat dan efisien. Di Tokyo, budaya melaporkan barang yang ditemukan dan upaya untuk mengembalikannya ke pemiliknya bukan hanya soal prosedur, tetapi merupakan bagian dari identitas sosial yang dijaga dengan penuh kehormatan. Tradisi ini membuktikan bahwa di tengah kesibukan kota besar, harapan untuk menemukan barang yang hilang tidak pernah padam.