Es Serut Panglima Perang Jepang

image

Image by: soranews24.com

Meskipun telah dihancurkan dan dibangun kembali beberapa kali selama berabad-abad, Istana Osaka tetap menjadi bangunan bersejarah yang mengagumkan di tengah Kota Osaka. Kastil megah ini merupakan lokasi penting selama Periode Sengoku, masa penuh gejolak dalam sejarah Jepang ketika para panglima perang saling bersaing, bersekutu, dan berkhianat dalam upaya menyatukan negara di bawah kepemimpinan mereka masing-masing. Kini, pesona sejarah tersebut masih terasa kuat di sekitar istana yang dikelilingi taman luas dan pemandangan kota yang menawan. Saat berkunjung ke Osaka, para wisatawan dapat menikmati pemandangan Istana Osaka dari hotel DoubleTree by Hilton Osaka Castle, yang menawarkan salah satu sudut pandang terbaik menuju kastil. Mulai 1 Juli, hotel ini juga menghadirkan inovasi menarik untuk melengkapi pengalaman para tamu dengan menyajikan makanan penutup musiman bertema sejarah: es serut bertema panglima perang Jepang. Di tengah musim panas Jepang yang panas dan lembap, sajian ini menjadi cara menyegarkan sekaligus belajar sejarah dengan cara yang unik dan lezat.

image

Image by: soranews24.com

Uji Matcha Azuki Nobunaga

Es serut ini bukan sembarang es serut biasa. Di Jepang, es serut bisa naik kelas menjadi sajian mewah dengan berbagai topping dan presentasi yang mencerminkan nilai estetika. Salah satu menunya terinspirasi dari Oda Nobunaga, jenderal legendaris yang nyaris berhasil menyatukan Jepang sebelum disergap di Kyoto dan dipaksa melakukan seppuku. Es serut ini menampilkan rasa matcha dari Uji, Kyoto, lengkap dengan kacang azuki manis, krim raspberry, susu kental manis, shiratama (pangsit beras), dan hiasan cokelat yang melambangkan baju zirah Nobunaga. Kombinasi ini menciptakan cita rasa khas Jepang yang dalam dan berlapis.

image

Image by: soranews24.com

Mango&Cider Hideyoshi

Menu berikutnya menghadirkan Toyotomi Hideyoshi, sosok yang melanjutkan perjuangan Nobunaga dan membangun Istana Osaka menjadi simbol kekuatannya. Untuk menghormatinya, es serut Hideyoshi dibuat menjulang tinggi dengan warna putih dan emas, dilengkapi soda biru khas Osaka dan rasa mangga tropis. Topping berupa pedang permen, busa lembut, dan daun paulownia menghiasi sajian ini, menciptakan tampilan megah yang sepadan dengan pencapaiannya sebagai pemersatu sementara Jepang.

image

Image by: soranews24.com

Whole Melon Ieyasu

Sajian terakhir adalah es serut yang terinspirasi dari Tokugawa Ieyasu, penguasa yang mengalahkan Hideyori—putra Hideyoshi—dalam pertempuran di Istana Osaka tahun 1615 dan memastikan dominasi Keshogunan Tokugawa selama lebih dari dua abad. Es serut Ieyasu menampilkan melon segar dalam setengah buah melon utuh, dihiasi pakis dari krim sus dan cokelat sebagai simbol umur panjang dan kemakmuran. Tambahan seperti es krim melon, jeli teh hitam, dan sirup melon melengkapi sajian ini dengan rasa menyegarkan yang menyatu sempurna.

image

Menariknya, Anda tidak perlu menginap di hotel DoubleTree by Hilton Osaka Castle untuk mencicipi sajian es serut mewah ini. Cukup datang ke Lounge & Bar Sen yang terletak di lantai enam hotel, di mana Anda bisa menikmati es serut sambil memandang langsung Istana Osaka. Namun, hidangan istimewa ini hanya tersedia hingga 30 September, jadi pastikan Anda tidak melewatkan kesempatan langka untuk merasakan perpaduan unik antara kuliner dan sejarah Jepang yang mendalam.

 

Pameran Pixiv Di Animate Expo 2025

image

Image by KyodoNews.net

"Saat ini, "Animate EXPO 2025 STORE" sedang beroperasi di lantai pertama West Ringside Marketplace, yang terletak di "West Gate Zone" area Expo 2025 Osaka, Kansai, Jepang. Toko ini menghadirkan suasana yang semarak dan penuh semangat kreatif, menjadi tempat yang wajib dikunjungi oleh para penggemar budaya pop Jepang selama gelaran Expo berlangsung. Salah satu daya tarik utama toko ini adalah "ruang POP-UP" khusus yang mengusung tema berbeda secara berkala. Edisi ke-6 dari ruang ini bertajuk "Pameran Create, Connect, pixiv", dan akan berlangsung hingga 3 Juli 2025 pukul 18.00 waktu Jepang (JST). Pameran ini dirancang sebagai pengalaman visual yang menarik, menyuguhkan berbagai karya dan instalasi seni yang menggambarkan perjalanan dan perkembangan platform pixiv.

image

Image by KyodoNews.net

Acara ini diselenggarakan untuk merayakan ulang tahun ke-18 pixiv, platform populer di Jepang yang digunakan untuk berbagi ilustrasi, manga, dan novel. Melalui pameran ini, pengunjung diajak untuk mengenal lebih dalam tentang peran pixiv sebagai pusat budaya kreatif global. Pameran ini juga memperkenalkan berbagai inisiatif pixiv yang telah dan sedang berlangsung, baik di Jepang maupun di panggung internasional.

image

Image by KyodoNews.net

Salah satu sorotan utama dari pameran ini adalah tampilan 15 karya ilustrasi pemenang dari empat kontes pelajar yang diselenggarakan oleh pixiv selama tahun 2024 dan 2025. Karya-karya ini menunjukkan kekuatan ekspresi dan orisinalitas para kreator muda yang berbakat, memberi kesempatan bagi pengunjung untuk menyaksikan secara langsung potensi besar dari generasi kreator berikutnya.

image

Image by KyodoNews.net

Selain pameran seni, pengunjung juga dapat membeli berbagai barang dagangan eksklusif yang berhubungan dengan pixiv. Koleksi yang ditawarkan mencakup seri artbook “VISIONS” yang dikurasi oleh pixiv, serta seri “ARTISTS IN” yang menyoroti kreator-kreator yang aktif secara global. Terdapat pula barang-barang pilihan dari “Pameran Meow! di animate onlyshop”, yang sebelumnya digelar di Toko Utama animate Ikebukuro pada 21–29 Juni. Sebagai tambahan, area interaktif tersedia bagi pengunjung yang ingin menggambar ilustrasi di plakat kayu (ema), yang kemudian akan dipajang selama pameran berlangsung. Bagi yang mengunduh aplikasi pixiv di lokasi, akan mendapatkan stiker orisinal pixiv secara gratis (selama persediaan masih ada). Fotografi diperbolehkan di seluruh area, termasuk pada bagian pameran karya seni pemenang kontes. Jangan lewatkan kesempatan langka ini untuk menjelajahi dunia penuh warna dan inspirasi dari komunitas kreatif pixiv!

 

Jepang Kembali Gunakan Romaji?

image

Image by Google

TOKYO — Jika Anda pernah belajar bahasa Jepang atau berkunjung ke Jepang, Anda mungkin pernah menjumpai romaji sistem penulisan yang menggunakan alfabet Latin untuk menuliskan bunyi-bunyi dalam bahasa Jepang. Romaji sering digunakan di rambu jalan, peta, stasiun kereta, dan buku pelajaran bahasa Jepang untuk orang asing. Namun, tidak semua romaji sama. Anda mungkin pernah melihat kata yang sama dieja sebagai "shi", "si", atau bahkan dengan cara lain, tergantung pada sistem yang digunakan. Romaji (ローマ字) berarti “huruf Romawi,” dan meskipun bukan merupakan sistem penulisan utama seperti hiragana, katakana, atau kanji, romaji berperan penting sebagai jembatan bagi pelajar dan wisatawan asing yang belum bisa membaca karakter Jepang. Ada beberapa sistem romaji yang berbeda, namun dua yang paling dikenal adalah Kunrei-shiki dan Hepburn. Kini, setelah 70 tahun, pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan untuk mengganti sistem resmi dari Kunrei-shiki ke Hepburn langkah yang bisa membawa dampak besar bagi pendidikan dan komunikasi lintas budaya.

image

Image by Google

Sistem Hepburn pertama kali dikembangkan oleh misionaris Amerika, James Curtis Hepburn, pada tahun 1867. Sistem ini dirancang agar mudah dipahami oleh penutur bahasa Inggris, dengan menuliskan bunyi seperti し, ち, dan つ sebagai “shi,” “chi,” dan “tsu.” Sistem ini lebih mencerminkan cara bunyi diucapkan dalam bahasa Jepang, sehingga dianggap lebih ramah bagi pelajar dan wisatawan asing. Sebaliknya, sistem Kunrei-shiki, yang diadopsi secara resmi oleh pemerintah Jepang pada tahun 1937, menyusun ejaan berdasarkan struktur fonetik dalam bahasa Jepang, bukan berdasarkan pelafalan bahasa asing. Dalam sistem ini, bunyi し ditulis sebagai “si”, ち sebagai “ti”, dan つ sebagai “tu.” Meskipun lebih logis secara linguistik bagi penutur asli, sistem ini sering kali membingungkan bagi orang asing yang terbiasa dengan ejaan bahasa Inggris.

image

Image by Google

Seiring waktu, meskipun Kunrei-shiki tetap menjadi sistem yang diajarkan di sekolah, penggunaan sehari-hari di Jepang seperti pada papan petunjuk, peta, dan tempat wisata justru didominasi oleh Hepburn. Bahkan banyak orang Jepang sendiri lebih terbiasa menggunakan Hepburn dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan antara kebijakan resmi dan praktik nyata inilah yang mendorong Badan Urusan Kebudayaan Jepang untuk meninjau kembali sistem romanisasi yang digunakan secara nasional. Jika rencana perubahan ini diterapkan, maka sistem Hepburn akan menjadi standar resmi di seluruh dokumen pemerintah, buku pelajaran, hingga penamaan tempat. Ejaan seperti "Tokyo" akan menjadi baku menggantikan versi "Toukyou" dalam Kunrei-shiki. Bagi kebanyakan orang asing, perubahan ini mungkin tidak terasa, karena mereka sudah terbiasa melihat ejaan Hepburn. Namun secara nasional, ini merupakan langkah penting dalam menyelaraskan praktik domestik Jepang dengan kebutuhan komunikasi global yang terus berkembang.

 

Galeri Seni Baru Museum Nintendo

 

image

Image by Google

Rencana Perjalanan ke Jepang? Kunjungi Galeri Seni Baru di Nintendo Museum Kyoto!

Merencanakan perjalanan ke Jepang tahun ini? Inilah kabar menarik bagi para penggemar Nintendo dan pencinta seni. Nintendo Museum yang berlokasi di Kyoto akan membuka area pameran baru bernama Galeri Seni pada tahun 2025. Area baru ini akan memperkaya pengalaman pengunjung dengan menawarkan pandangan artistik dan kreatif terhadap karakter-karakter ikonik serta dunia game Nintendo. Dengan pendekatan yang berbeda dari bagian museum lainnya, Galeri Seni menjadi destinasi wajib untuk dimasukkan dalam itinerary liburanmu di Jepang.

image

Image by Google

Terletak di lantai dua museum, Galeri Seni dirancang untuk menampilkan proyek-proyek seni dan pameran eksperimental yang menyoroti estetika visual khas Nintendo serta semangat bermain yang menjadi inti dari perusahaan ini. Tidak seperti area utama museum yang fokus pada sejarah konsol dan evolusi game Nintendo, Galeri Seni lebih menitikberatkan pada elemen artistik dan budaya dari setiap kreasi. Nintendo menyampaikan bahwa Galeri Seni akan menyajikan pameran yang bergilir, sehingga akan selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan setiap kali berkunjung. Pameran ini diperkirakan mencakup ilustrasi, desain konsep, dan pajangan seni interaktif yang terinspirasi dari waralaba ikonik seperti Super Mario, The Legend of Zelda, Splatoon, dan masih banyak lagi. Pendekatan ini memungkinkan pengunjung untuk melihat sisi kreatif dari pengembangan video game, serta bagaimana karakter-karakter populer ini lahir dari visi artistik yang kuat.

image

Image by Google

Museum Nintendo sendiri berlokasi di bekas Pabrik Uji Ogura milik Nintendo di Kyoto, yang telah diubah menjadi ruang pameran modern dan imersif. Transformasi ini berhasil menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional, dengan pengalaman menyeluruh yang menggabungkan sejarah, teknologi, dan kini seni visual. Penambahan Galeri Seni akan semakin melengkapi daya tarik museum, terutama bagi mereka yang ingin menjelajahi sisi estetika dalam dunia game. Untuk mengunjungi museum dan area Galeri Seni, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk. Namun, tiket hanya tersedia melalui sistem reservasi dan undian yang dilakukan di situs resmi Nintendo. Karena jumlah pengunjung dibatasi, wisatawan sangat disarankan untuk merencanakan lebih awal dan mendaftar sesegera mungkin guna mendapatkan kesempatan masuk.

image

Image by Google

Apakah kamu seorang gamer sejati atau hanya ingin tahu lebih dalam tentang budaya pop Jepang, Galeri Seni di Museum Nintendo menawarkan pengalaman unik yang kaya visual dan penuh kreativitas. Tempat ini menjadi simbol bagaimana video game bisa menjadi bentuk seni modern, dan tentu saja, menjadi spot menarik yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Kyoto.

 

Festival Lampion Chidorigafuchi

image

Image by Google

Ribuan lampion akan kembali menerangi perairan Parit Chidorigafuchi pada musim panas ini, saat Festival Toro Nagashi (lampion terapung) yang dicintai Tokyo hadir kembali untuk dua malam yang memukau. Festival ini pertama kali digelar pada tahun 1958 sebagai ritual penyembuhan pascaperang, dan sejak itu menjadi tradisi yang mengharukan sekaligus mendalam. Setiap tahunnya, festival ini mengundang warga lokal dan wisatawan untuk merenung, menyampaikan harapan, dan memberikan penghormatan melalui lentera kertas yang menyala lembut dan mengambang tenang di permukaan air. Selama dua malam penyelenggaraan, sekitar 2.000 lampion kertas buatan tangan akan dilepaskan secara perlahan di sepanjang parit yang berbatasan dengan halaman Istana Kekaisaran. Para pengunjung dapat menyaksikan keindahan ini secara gratis, menikmati pemandangan yang penuh kedamaian di tengah kota metropolitan Tokyo. Namun, bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman lebih personal dan menyentuh, tersedia opsi untuk memesan lampion terlebih dahulu seharga ¥2,000 per buah.

image

Image by Google

Lampion yang telah dipesan dapat diambil di area dekat Dermaga Perahu Chidorigafuchi. Setiap lampion dapat ditulisi pesan pribadi, doa, harapan, atau aspirasi, menjadikan pelepasan lampion tidak hanya simbolis tetapi juga sangat bermakna secara emosional. Pengambilan lampion dilakukan dengan menunjukkan konfirmasi QR, sehingga pengunjung disarankan untuk melakukan pemesanan lebih awal guna memastikan ketersediaan. Untuk pengalaman yang lebih mendalam dan eksklusif, panitia festival menyediakan akses khusus bagi 60 kelompok setiap malam untuk mengikuti undian naik perahu. Peserta yang terpilih akan berkesempatan menaiki perahu dayung dan melepaskan lampion mereka langsung dari atas air, dikelilingi oleh panorama konstelasi lampion yang bercahaya. Pendaftaran undian ini ditutup pada 17 Juni, dan hanya peserta yang berhasil lolos yang akan mendapat pengalaman tak terlupakan tersebut.

image

Image by Google

Bagi pengunjung yang menginginkan kenyamanan ekstra, Hotel New Otani Tokyo menawarkan paket akomodasi eksklusif bertajuk "Lantern and Boat Ride", yang dibanderol mulai dari ¥88,000. Paket ini mencakup jaminan tempat di atas kapal selama festival, serta layanan transportasi pulang-pergi menuju lokasi acara. Ini menjadi pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin menggabungkan pengalaman budaya dengan kenyamanan premium selama berada di Tokyo.

image

Image by Google

Festival ini akan berlangsung pada 30 dan 31 Juli, mulai pukul 19.00 hingga 20.00, menyajikan momen magis ketika ribuan lentera mengambang menerangi air dengan cahaya hangat. Dengan suasana yang damai, pemandangan yang memukau, dan makna spiritual yang dalam, Festival Lampion Chidorigafuchi menjadi salah satu pengalaman musim panas paling berkesan yang bisa dinikmati di jantung Tokyo. Sebuah perayaan harapan dan kenangan yang patut disaksikan setidaknya sekali seumur hidup.

 

Eevee Jadi Permen Eksklusif Jepang

image

Image by SoraNews24.com

Penggemar Pokémon kini punya alasan baru untuk mengunjungi Family Mart di Jepang. Dalam kolaborasi terbarunya dengan waralaba Pokémon, jaringan toko swalayan ini menghadirkan berbagai makanan dan minuman spesial bertema Eevee dan evolusinya, yang dikenal sebagai Eeveelutions. Mulai 24 Juni, pelanggan dapat menikmati hidangan unik yang terinspirasi oleh karakter-karakter favorit dari seri ini, lengkap dengan desain dan rasa yang menggambarkan ciri khas masing-masing Pokémon.

image

Image by SoraNews24.com

image

Image by SoraNews24.com

Salah satu menu utama yang ditawarkan adalah Sandwich Salad Ayam Warna-warni Vaporeon, Jolteon, dan Flareon (seharga 430 yen). Hidangan ini terdiri dari tiga bagian sandwich, masing-masing mewakili elemen dari evolusi asli Eevee. Warna merah saus tomat melambangkan Flareon si tipe Api, salad telur kuning cerah mewakili Jolteon tipe Listrik, dan bagian Vaporeon tipe Air disajikan dengan selada ekstra yang menyegarkan. Kombinasi ini menciptakan makanan yang lezat dan bergizi tanpa terasa terlalu berat.

image

Image by SoraNews24.com

image

Image by SoraNews24.com

Tak ketinggalan, ada juga pilihan makanan penutup menarik seperti Leafeon Razor Leaf Roll Cake (178 yen). Meskipun namanya terdengar tajam, kue gulung ini justru lembut dan manis, dengan krim susu matcha beraroma teh hijau yang melambangkan daun Leafeon. Perpaduan rasa teh hijau dan manisnya krim menciptakan pengalaman yang menenangkan, cocok untuk para pencinta teh.

image

Image by SoraNews24.com

image

Image by SoraNews24.com

Untuk penggemar rasa dingin dan kenyal, Glaceon Blizzard Ramune Warabimochi (168 yen) menjadi pilihan yang menarik. Warabimochi ini berwarna biru es cerah dan ditaburi tepung beras seperti salju. Di dalamnya terdapat krim kocok rasa Ramune – minuman ringan khas Jepang dengan rasa soda apel/jeruk. Tambahan gula kasar memberi sensasi renyah menyerupai es, memberikan pengalaman menyantap yang unik dan menyenangkan.

image

Image by SoraNews24.com

image

Image by SoraNews24.com

Minuman juga tersedia dalam bentuk Minuman Gelatin Persik Sylveon Charm (268 yen). Tersedia dalam dua desain cangkir berbeda, minuman ini menawarkan rasa buah persik yang kuat dengan tambahan gelatin dan potongan buah di dalamnya. Desain kemasannya yang feminin dan manis sangat cocok dengan karakter Sylveon, membuatnya tak hanya lezat tapi juga menggemaskan secara visual.

image

Image by SoraNews24.com

image

Image by SoraNews24.com

Sebagai tambahan spesial, Family Mart juga menawarkan hadiah gimmick eksklusif berupa gantungan kunci akrilik bertema Eevee dan Eeveelutions. Pelanggan yang membeli dua atau lebih produk kolaborasi ini berkesempatan mendapatkan gantungan kunci eksklusif. Gelombang pertama mencakup karakter seperti Eevee Jantan, Vaporeon, Jolteon, Flareon, dan Sylveon. Sedangkan gelombang kedua, mulai 1 Juli, mencakup Eevee Betina, Espeon, Umbreon, Leafeon, dan Glaceon. Tentu saja, untuk melengkapi satu set, para penggemar harus membeli banyak makanan — sebuah pengorbanan manis yang pasti rela dilakukan demi kecintaan pada Eevee!

 

Festival Tohoku di Ekspo Osaka

image

Image by Google

Masyarakat dari wilayah Jepang timur laut bersama-sama menampilkan festival musim panas tradisional mereka dalam ajang Ekspo Osaka. Penampilan ini merupakan bagian dari Festival Tohoku Kizuna, sebuah acara tahunan yang dirancang untuk memperkenalkan kekayaan budaya daerah Tohoku sekaligus mempererat ikatan antarwarga serta pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Festival Tohoku Kizuna pertama kali diselenggarakan sebagai bentuk upaya pemulihan dari Gempa Besar Jepang Timur tahun 2011 dan tsunami yang menyertainya. Acara ini menggabungkan enam festival musim panas utama dari enam prefektur di wilayah Tohoku: Aomori, Akita, Iwate, Miyagi, Yamagata, dan Fukushima. Setiap tahun, penyelenggaraan festival ini dilakukan secara bergantian oleh prefektur-prefektur tersebut.

image

Image by Google

Tahun ini, warga Tohoku tampil di Ekspo Osaka selama akhir pekan dalam rangka mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan yang mereka terima, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, selama proses rekonstruksi pascabencana. Mereka ingin menunjukkan kepada dunia bahwa meskipun sempat mengalami kehancuran besar, wilayah Tohoku telah bangkit kembali dengan semangat dan kekayaan budayanya yang tetap terjaga. Pada hari Minggu, 15 Juni 2025, sebanyak 550 orang yang mewakili enam festival utama di Tohoku berpartisipasi dalam parade yang berlangsung meriah di arena ekspo. Setiap kelompok membawa keunikan masing-masing yang mencerminkan tradisi lokal dari prefektur asal mereka.

image

Image by Google

Perwakilan dari Prefektur Akita menampilkan atraksi khas festival Kanto dengan mengangkat tiang bambu setinggi 12 meter yang masing-masing seberat 50 kilogram dan dihiasi lentera kertas. Para peserta mempertunjukkan keahlian luar biasa dalam menjaga keseimbangan tiang tersebut di bahu dan dahi mereka, mengundang decak kagum dan tepuk tangan dari para penonton. Sementara itu, penari dari Prefektur Yamagata tampil memukau dengan tarian yang melibatkan gerakan anggun sembari melambaikan topi jerami berhias bunga merah. Tak kalah menarik, peserta dari Prefektur Fukushima berpawai mengelilingi arena ekspo dengan membawa sandal jerami raksasa sepanjang 12 meter, simbol kekuatan dan ketahanan masyarakat Fukushima. Parade ini menjadi penutup yang mengesankan bagi pertunjukan budaya Tohoku yang sarat makna.

 

Tiket Perjalanan Tak Terbatas

image

Image by Google

Setelah kenaikan harga yang signifikan untuk Japan Rail Pass—tiket kereta populer yang mencakup perjalanan Shinkansen di seluruh Jepang serta pembatasan baru dalam penggunaan Tiket Seishun 18, banyak pelancong merasa kecewa. Dua tiket kereta yang dulunya menjadi favorit kini dianggap tidak lagi memberikan nilai yang sama. Namun, seperti halnya bunga yang mekar sesuai musim, dunia tiket kereta di Jepang pun terus berubah. Ketika satu tiket populer memudar, tiket menarik lainnya bisa saja muncul dan mekar dengan penawaran baru yang segar. Menanggapi kebutuhan perjalanan yang lebih fleksibel dan terjangkau, East Japan Railway Company (JR East) memperkenalkan tiket baru bernama East Japan Nonbiri Tabi Pass atau East Japan Laid-back Journey Pass. Tiket ini mulai tersedia pada 18 Juni dan dirancang khusus bagi pelancong yang ingin menikmati perjalanan santai. Dengan masa berlaku tiga hari, tiket ini memungkinkan perjalanan tak terbatas di jaringan JR East yang meliputi wilayah Kanto bagian timur, Tohoku timur laut, serta sebagian wilayah Chubu, termasuk Prefektur Nagano, Shizuoka, Niigata, dan Yamanashi.

image

Image by Google

Sesuai namanya, kata nonbiri dalam bahasa Jepang berarti "santai", dan tiket ini memang ditujukan untuk pelancong yang tidak terburu-buru. Meskipun tidak mencakup kereta ekspres khusus maupun Shinkansen, tiket ini tetap berlaku untuk kereta lokal dan kereta cepat di wilayah regional JR East. Artinya, meskipun tidak ideal untuk perjalanan dari satu ujung Jepang ke ujung lainnya, dengan perencanaan rute yang baik, tiket ini tetap memberikan nilai luar biasa bagi mereka yang ingin menjelajahi bagian timur Jepang secara mendalam dan hemat. Harga tiket ini sangat terjangkau, hanya 9.000 yen (sekitar US$62) untuk tiga hari perjalanan. Jika dibandingkan, tiket sekali jalan dari Tokyo ke Nikko saja sudah seharga 2.600 yen, sementara perjalanan ke Nagano bisa mencapai 5.000 yen satu arah. Bahkan untuk rute Tokyo–Sendai yang lebih jauh, tarif sekali jalan mencapai 6.400 yen. Dengan demikian, tiket ini bisa dengan mudah "terbayar sendiri" bahkan hanya dalam dua perjalanan pulang-pergi.

image

Image by Google

Untuk mempermudah pelancong, JR East juga memberikan dua contoh rencana perjalanan. Yang pertama, menggunakan Tokyo sebagai titik awal: hari pertama ke Ito di Prefektur Shizuoka, hari kedua ke kota bersejarah Nikko dengan persinggahan di Utsunomiya untuk mencicipi gyoza terkenal, dan kembali ke Tokyo pada hari ketiga. Rute kedua adalah perjalanan lebih panjang dari Tokyo ke Niigata di pantai Laut Jepang untuk malam pertama, lalu ke Akita di wilayah Tohoku untuk malam kedua, dan kembali ke Tokyo pada hari terakhir. Kedua rute ini memanfaatkan sepenuhnya jaringan kereta yang tercakup dalam pass.

East Japan Nonbiri Tabi Pass hanya tersedia melalui layanan tiket online resmi milik JR East, yaitu Ekinet. Tiket dapat dibeli hingga satu bulan sebelum tanggal penggunaan yang diinginkan. Masa berlaku pass adalah selama tiga hari berturut-turut antara 1 Juli hingga 26 Desember, kecuali pada masa liburan Obon antara 10 hingga 19 Agustus. Bagi wisatawan yang mencari pengalaman perjalanan santai namun tetap terjangkau di wilayah timur Jepang, tiket ini bisa menjadi alternatif menarik menggantikan pass yang kini harganya semakin tinggi.

 

TeamLab akan Membuka Museum Imersif di Kyoto

image

Image by: soranews24.com

TeamLab akan membuka museum imersif permanen pertamanya di Kyoto dengan nama TeamLab Biovortex Kyoto. Pembukaan ini menjadi momen penting, mengingat instalasi seni TeamLab selalu populer di kalangan wisatawan, dan Kyoto merupakan salah satu destinasi wisata utama di Jepang.

Museum ini akan dibangun di wilayah selatan Stasiun Kyoto, sebuah area yang relatif kurang memiliki situs bersejarah dan atraksi wisata dibandingkan bagian lain kota. Proyek ini merupakan bagian dari pembangunan kembali lingkungan tersebut. TeamLab menggambarkan museum ini sebagai ruang seni digital yang menggabungkan elemen interaktif, cahaya, dan teknologi, sehingga pengunjung bisa merasakan pengalaman berjalan dalam dunia yang benar-benar berbeda dan imajinatif.

image

Image by: google.com

Salah satu karya andalan yang akan dipamerkan adalah Patung Amorf Tanpa Massa, instalasi cahaya besar berbentuk gelembung yang dikatakan "melampaui konsep massa." Instalasi ini tidak memiliki batas fisik dan dapat berubah sesuai interaksi dengan pengunjung, menciptakan pengalaman seni yang unik dan personal.

Selain itu, museum juga menampilkan karya seperti Massless Suns dan Dark Suns, instalasi berbentuk bola cahaya yang dapat dipengaruhi secara langsung oleh gerakan dan sentuhan pengunjung. TeamLab menyatakan bahwa karya-karya ini menghapus batas antara seni dan pengamat, mengubah setiap langkah menjadi bagian dari karya seni itu sendiri.

image

Image by: google.com

Karya lain yang akan ditampilkan adalah Morphing Continuum, yang disebut sebagai "patung tingkat tinggi" oleh TeamLab. Instalasi ini dibentuk oleh fenomena di lingkungannya dan tetap stabil meskipun orang berlalu-lalang di sekitarnya. Struktur dasarnya memungkinkan elemen-elemen yang tampak terpisah untuk bersatu membentuk sebuah entitas yang, menurut TeamLab, “melampaui ruang dan waktu.”

Bagi pengunjung yang mungkin tidak terlalu tertarik dengan konsep-konsep abstrak, TeamLab menekankan bahwa instalasi mereka tetap menyuguhkan keindahan visual luar biasa. Tak hanya menciptakan ruang pameran, mereka menawarkan pengalaman mendalam yang merangsang imajinasi dan emosi. TeamLab Biovortex Kyoto dijadwalkan akan dibuka pada musim gugur tahun ini, menambah daya tarik seni dan teknologi di kota budaya Jepang tersebut.

 

Pulau Kecil Jadi Pusat Manga

image

Image by Japanesestation.com

Takaikamishima, Pulau Sepi yang Berambisi Jadi Pusat Manga Dunia

Takaikamishima, sebuah pulau kecil di Laut Pedalaman Seto, Prefektur Ehime, Jepang, tengah menjalani transformasi luar biasa. Dengan hanya 11 penduduk tetap, pulau ini bertekad untuk menjadi pusat budaya manga. Lebih dari 30 mural karakter manga kini menghiasi bangunan di sekitar pelabuhan, menarik perhatian para pengunjung. Inisiatif ini dipelopori oleh Osamu Hasebe (76) dan Sadamu Kimura (74), dua sahabat yang selama delapan tahun terakhir membangun proyek revitalisasi berbasis manga demi menghindari kepunahan pulau. Langkah besar diwujudkan pada 27 April dengan pembukaan Sekolah Manga Takaikamishima, yang bertempat di bekas sekolah dasar dan menengah yang ditutup tahun 2023. Sekitar 20 siswa dari wilayah Kamijima datang menghadiri pembukaan, termasuk siswa SMP bernama Naruto Maegami, yang merasa senang bisa belajar langsung dari para profesional. Di hari pembukaan, kelas khusus dipandu oleh kreator manga ternama seperti Shinbo Nomura, pencipta “Tsurupika Hagemaru”, yang mengajarkan teknik menggambar karakter manga.

image

Image by Japanesestation.com

Sekolah manga ini menjadi simbol harapan baru bagi pulau yang dulunya memiliki sekitar 300 penduduk di era 1950-an. Sejak populasi terus menurun, Hasebe dan Kimura mencoba berbagai cara untuk menarik pengunjung. Pada 2016, mereka memulai inisiatif manga dengan melukis mural dari manga "Klinik Dr. Koto", dan secara bertahap menarik minat masyarakat luas. Semangat inilah yang menjadi dasar pembangunan sekolah manga yang kini dilengkapi tiga ruang kelas dan ruang referensi manga. Tak hanya membangun sekolah, Hasebe juga membuka fasilitas penginapan "minshuku" bernama Nataore no Ki dan kafe satu-satunya di pulau tersebut, Manga Tei, bersama pendatang baru Masanori Baba (50). Baba, mantan karyawan perusahaan dari Prefektur Aichi, pindah ke pulau itu bersama keluarganya pada April 2024. Ia adalah penduduk baru pertama dalam 15 tahun. Selain mengelola usaha, Baba juga aktif dalam kegiatan masyarakat, termasuk memimpin asosiasi lingkungan dan menjadi anggota pemadam kebakaran sukarela.

image

Image by Japanesestation.com

Baba dan Hasebe sama-sama berharap kehadiran sekolah manga dan fasilitas baru ini akan menarik lebih banyak pengunjung dan bahkan penduduk baru. Baba bermimpi populasi pulau dapat meningkat tiga kali lipat dalam hidupnya. Ia optimis gaya hidup pulau yang tenang dan komunitas kecil akan menarik banyak orang yang ingin meninggalkan hiruk-pikuk kota dan mencari makna baru dalam hidup mereka. Takaikamishima adalah salah satu dari 256 pulau terpencil di Jepang yang menerima dukungan revitalisasi dari pemerintah di bawah Undang-Undang Pembangunan Pulau Terpencil. Meski jumlah penduduknya kecil, pulau-pulau seperti Takaikamishima memainkan peran penting dalam menjaga wilayah perairan Jepang. Upaya Hasebe dan Kimura pun mendapat apresiasi dari Walikota Kamijima, Toshiyuki Uemura, yang menyebut proyek manga ini sebagai inisiatif luar biasa yang membuka peluang masa depan bagi pulau yang hampir terlupakan ini.